Sore itu mas Yipi mengajak saya ke senayan city (sency) buat beli kartu tarot versi internasional. Muter-muter di sency ternyata gak ketemu, pas nanya satpam, ternyata di sency emang gak ada tempat yg dimaksud. Alih-alih, bukannya di sency, tapi di plasa senayan.
Memasuki plasa senayan hawanya udah berbeda. Tempat yang
lebih terang dan luxia. Dan tempat yang kami tuju ada di lantai 5. Sembari
jalan menuju lantai 5, sesekali saya melirik harga-harga barang di plasa
senayan. Dan saya hanya mampu tercengang. Harga satu sepatu sama dengan 3 kali
uang bulanan saya.
Otak saya benar-benar sibuk mengkalkulasi setiap angka yang
tertera di setiap barang yang dipajang. Semakin saya mencoba menalar
angka-angka itu, semakin menciutkan mental saya.
Sampai lah kami di lantai 5, tempat book store kelas
internasional, KINOKONUYA.
Tempat ini tidak jauh berbeda dengan gramedia. Tempat yang
hanya terisi rak-rak dan buku-buku tebal. Di situ kami mulai mencari kartu
tarot itu. Dan sampai lah di sebuah rak setinggi 2 meter berbentuk mirip
tabung. Sembari menunggu mas Yipi memilih kartu tarot yg ia suka, iseng-iseng
saya melihat-lihat buku yang terpajang di situ. Owh ini, di kinokonuya hanya
menyediakan buku internasional, jadi buku tersebut masih berbahasa inggris atau
bahasa lain (kecuali bahasa Indonesia).
Pas saya mulai melirik harga yang tertera di label harga,
kembali saya tertegun. Saya langsung berfikir, BETAPA MURAHNYA HARGA BUKU DI
GRAMEDIA. Buku termurah di kinokonuya sama dengan buku termahal di gramedia.
Sebagai perbandingan, buku yang hanya berisi ‘qoute’ tips
diet di gramedia berkisar antara 10rb-20rb. Di kinokunuya buku tersebut
dihargai sebesar 100rb sampai 150rb. GILA!! Dan itu adalah buku termurah di
situ. Kisaran harga buku di kinokonuya sekitar 500rb an. Wow!!
Sepulangnya dari plasa senayan, saya mulai berfikir. Apa yang
salah dengan harga-harga itu?
0 Komentar Tempat Ini Namanya Mall
Post a Comment