KONSEKUENSI SIKAP ANTISOSIAL Yang Wajib Kita Tau

Unknown – 7:48 AM

• Facebook
• Twitter
• Google+

Tidak di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai KONSEKUENSI SIKAP ANTISOSIAL ini, kesimpulannya kita wajib membaca Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita wajib menjalankan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, untuk mempunyai kemampuan menyampaikan keinginan kita kepada orang lain dengan bagus dan benar, kita wajib mengetahui Tutorial berkomunikasi. supaya Bisa berkomunikasi, kita wajib Bisa membaca dan menulis. Sebelum membahas mengenai KONSEKUENSI SIKAP ANTISOSIAL, Saat ini, Bisa disimpulkan bahwa hanya membuka pemikiran kita untuk belajar kita Bisa menanggulangi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita membaca, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum ahli di hal tertentu, menjadi kebalikannya dan membuat kita semakin berbobot.

KONSEKUENSI SIKAP ANTISOSIAL

Beberapa bentuk masalah sosial yang muncul sebagai karena dari adanya sikap antisosial di antaranya yaitu sebagai berikut.

a. Pergolakan Daerah

Salah satu tujuan negara kita yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum. Tutorial yang Bisa ditempuh di antaranya dengan menjalankan pembangunan di segala bidang dari tingkat pusat hingga ke daerah-daerah. di kenyataannya pembangunan itu hanya terpusat di daerah-daerah tertentu aja. Perlakuan yang tidak sama antardaerah Bisa memicu lahirnya pergolakan daerah.

Hal ini terjadi apabila ikatan primordial kedaerahan yang menumbuhsuburkan sentimen kedaerahan berkembang tidak sebanding dengan tumbuhnya sentimen nasional. Akhirnya daerah yang merasa mendapatkan perlakuan berbeda dan juga merasa dirinya superior mengadakan pemberontakan dan berusaha memisahkan diri dari kesatuan. Misalnya pemberontakan yang dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk negara sendiri.

b. Demonstrasi

Kita sering melihat berbagai aksi demonstrasi di masyarakat melalui pemberitaan di media, bagus cetak (surat kabar) ataupun elektronik (televisi). Pernahkah Anda melihat dengan cara langsung jalannya demonstrasi? Mengapa mereka menjalankan demonstrasi?

Perhatikan dengan saksama cuplikan berita berikut ini. Warga Demo Minta Dana Dibagikan Secepatnya Jogjakarta–Sekitar 0 orang yang tergabung dalam Gabungan Posko Rakyat menjalankan unjuk rasa di Kepatihan, Jogjakarta. Mereka menuntut supaya dana rekonstruksi rumah dibagikan secepatnya kepada korban gempa dalam bentuk uang tunai supaya bantuan itu lebih mudah dipergunakan dan tepat penggunaannya.

Menurut Koordinator Gabungan Posko Rakyat, Ali Suharjono, unjuk rasa ini dilakukan Sebab bantuan yang dijanjikan pemerintah melalui Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) di Jogjakarta, Drs. H. Mulyanto M. M, berkaitan dana rekonstruksi rumah yang telah dijanjikan sebesar Rp15 juta ternyata hingga saat ini belum hingga kepada korban gempa. Keresahan lain Sebab ada niatan pemerintah untuk membagikan bantuan dalam bentuk bahan bangunan, padahal sebagian besar masyarakat menginginkan bantuan dalam bentuk uang tunai untuk meminimalisir ketidaktepatan pembelanjaan.

Cuplikan berita di atas merupakan salah satu bentuk demonstrasi yang terjadi di masyarakat. Demonstrasi merupakan bentuk kegiatan dari sejumlah orang dengan tidak memakai kekerasan, mengorganisir diri untuk menjalankan protes terhadap pemerintah atau pemegang kekuasaan setempat atau terhadap ideologi, kebijaksanaan bagus yang telah ataupun yang sedang direncanakan atau kurangnya kebijaksanaan, atau terhadap suatu tindakan yang sedang direncanakan. Dapatkah Anda menyebutkan contoh-contoh yang lainnya?

c. Penyalahgunaan Narkotika

Apa yang ada dibenakmu saat mendengar Perkataan ‘narkotika’? Pasti sesuatu yang negatif yang tidak ada manfaatnya Sebab Bisa merusak masa depan generasi muda. Usia remaja seperti Anda sangat rentan sekali terhadap penyalahgunaan narkotika. Hal itu mengingat usiamu yang masih labil terhadap berbagai pengaruh yang masuk, terutama dari lingkungan dan teman pergaulan.

di awalnya, narkotika dipergunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai campuran untuk menyembuhkan atau sekedar mengurangi rasa sakit. Selain itu juga Bisa sebagai perangsang dari si sakit untuk menjalankan responrespon terhadap sesuatu. Dengan semakin terbukanya pengetahuan mengenai kegunaan dan pengaruhnya terhadap fisik manusia, maka ada pihak-pihak yang dengan sengaja menyalahgunakan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya nonmedis.

Orang-orang yang sudah terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika di mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal, lama-kelamaan menjadi kebiasaan (habituasi), dan setelah itu untuk menimbulkan Imbas yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi (toleransi). Setelah fase toleransi ini akhirnya menjadi depedensi atau ketergantungan, sehingga merasa tidak Bisa hidup tanpa narkotika.

Adapun gejala-gejala korban ketergantungan narkotika yaitu sebagai berikut.

1) Tingkah laku yang tidak Bisa diterima oleh masyarakat di sekelilingnya, bertindak semaunya sendiri, berbuat indisipliner, dan lain sebagainya.

2) di proses yang lebih tinggi, orang yang menemui ketergantungan terhadap narkotika di saat ketagihan mampu berbuat apa aja untuk memperoleh barang tersebut, termasuk mengambil barang berharga milik orang lain.

3) di dosis yang tinggi, penderita merasa dirinya yang paling tinggi, paling hebat, merasa kuat, dan sanggup menjalankan apa aja.

4) di saat Imbas mulai menurun, penderita sangat gelisah, merasa diancam, dikejar-kejar dan ingin menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri atau bahkan membunuh orang lain.

Melihat gejala-gejala di orang yang menemui ketergantungan terhadap narkotika seperti telah kita bahas di atas Bisa diketahui bahwa di dasarnya penyalahgunaan narkotika mempunyai dampak yang negatif, bagus untuk diri sendiri ataupun masyarakat yang ada di sekitarnya. Dampak negatif terhadap diri sendiri di antaranya Bisa merusak fisik ataupun mental si pengguna. Dilihat dari segi fisik, mengonsumsi narkotika Bisa merusak organ-organ tubuh si pengguna sehingga tidak Bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan apabila dilihat dari segi mental, narkotika Bisa merusak susunan syaraf yang mengatur dan mengendalikan daya pikir seseorang, sehingga orang tersebut tidak Bisa berpikir dengan cara rasional. 

Sedangkan untuk masyarakat yang ada di sekitarnya Bisa menimbulkan kekacauan dan ketidakteraturan karena ulah si pengguna narkotika. Oleh Sebab itu, kita sebagai generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa wajib berani mengambil sikap untuk mengatakan ‘say no to drugs’.

d. Perkelahian Pelajar atau Kenakalan Remaja

Dalam beberapa tahun terakhir ini, sering terjadi tawuran antarpelajar di kota-kota besar. Bahkan kini sudah merambah daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Seakan-akan tawuran telah menjadi mode dari remaja masa kini. Bahkan ada yang menganggap tawuran pelajar ini merupakan lambang sportivitas dan kejantanan seseorang.

Sebenarnya dengan cara sosiologis, masalah remaja apapun bentuknya termasuk perkelahian pelajar ini pola terjadinya Bisa diurutkan sebagai berikut.

1) Persoalan kepekaan terhadap nilai (sense of values) yang kurang ditanamkan oleh orang tua.

2) Timbulnya organisasi-organisasi nonformal yang berperilaku menyimpang, sehingga tidak disukai oleh masyarakat.

3) Timbulnya usaha-usaha untuk mengubah keadaan yang disesuaikan dengan youth values atau nilai-nilai yang berkembang di kalangan remaja.

Perkelahian pelajar Bisa berakibat fatal, bagus untuk diri sendiri ataupun pihak lain yang ada di sekitarnya, terutama keluarga dan sekolah. untuk diri sendiri Bisa mengakibatkan luka-luka, bahkan cacat seumur hidup. Sedangkan untuk pihak lain Bisa mencemarkan nama bagus serta mempermalukan keluarga dan sekolah.

e. Prostitusi

Prostitusi atau yang oleh masyarakat dikenal dengan istilah pelacuran Bisa diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk menjalankan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan upah. Masalah prostitusi bukan merupakan masalah baru dalam masyarakat kita. Sejak zaman kolonial Belanda masalah ini telah ada dan semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk. Saat ini terutama di kota-kota besar, praktik prostitusi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa, melainkan telah merambah hingga ke pelajar. Alasan yang mendorong mereka menjalankan perbuatan itu sangat beragam, salah satunya untuk mendapatkan uang.

Praktik prostitusi melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, yaitu norma agama dan kesusilaan. Masalah ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap moral masyarakat, terutama remaja seusiamu.

dengan cara umum, faktor-faktor yang menjadi penyebab seseorang terjerumus ke dunia prostitusi antara lain sebagai berikut.

1) Konflik mental.

2) Situasi hidup tidak menguntungkan di masa anakanak dan remaja.

3) Pola perilaku yang kurang dewasa.

4) Tingkat intelegensia yang rendah.

Lebih lanjut Soerjono Soekanto membagi penyebab prostitusi atas faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal, meliputi hasrat seksual yang tinggi, sifat malas, serta keinginan untuk hidup mewah dan serba enak.

2) Faktor eksternal, meliputi faktor ekonomi, urbanisasi yang tidak teratur, dan perumahan yang tidak memenuhi syarat.

• Facebook
• Twitter
• Google+