Thursday, October 5, 2017

TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Yang Wajib Kita Baca


Tidak di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ini, ternyata kita wajib membaca Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita wajib menjalankan banyak hal yang belum kita pahami yang sebenarnya. Misalnya, supaya mempunyai kemampuan di keahlian tertentu yang kita inginkan, maka kita wajib mengikuti bimbingan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN, Saat ini, Bisa disimpulkan bahwa hanya dengan belajar kita Bisa menanggulangi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita belajar, akan mengubah diri kita, dari belum mengetahui, atau belum menguasai hal tertentu, supaya kita Bisa menyelesaikan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan membuat kita semakin berbobot.

TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN







Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak Bisa disamakan satu dengan yang lainnya. akan tetapi dengan cara umum Bisa dirumuskan sebagai berikut.


a. Fase Pertama

Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu hingga dua tahun, saat anak mulai mengenal dirinya sendiri. di fase ini, kita Bisa membedakan kepribadian seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut.

1) Bagian yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut dengan attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di setelah itu hari. Unsur-unsur itu merupakan struktur dasar kepribadian (basic personality structure) dan capital personality. Kedua unsur ini merupakan sifat dasar dari manusia yang telah dimiliki sebagai warisan biologis dari orang tuanya.

2) Bagian kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau Asumsi-Asumsi yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau Bisa ditinjau kembali di setelah itu hari.


b. Fase Kedua

Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada di diri seorang anak. Fase ini diawali dari usia dua hingga tiga tahun. Fase ini merupakan fase perkembangan di mana rasa aku yang telah dimiliki seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada di lingkungannya, termasuk struktur tata nilai ataupun struktur budayanya.

Fase ini berlangsung relatif panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya hingga kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut ini.

1) Dorongan-Dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk menjalankan suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan. Drivers ini dibedakan atas kehendak dan nafsu-nafsu. Kehendak merupakan dorongan-dorongan yang bersifat kultural, artinya sesuai dengan tingkat peradaban dan tingkat perekonomian seseorang. Sedangkan nafsu-nafsu merupakan kehendak yang terdorong oleh kebutuhan biologis, misalnya nafsu makan, birahi (seksual), amarah, dan yang lainnya.

2) Naluri (Instinct)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang Inheren dengan hakikat makhluk hidup. Misalnya seorang ibu mempunyai naluri yang kuat untuk mempunyai anak, mengasuh, dan membesarkan hingga dewasa. Naluri ini Bisa dilakukan di setiap makhluk hidup tanpa wajib belajar lebih dahulu seolah-olah telah menyatu dengan hakikat makhluk hidup.

3) Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi Bisa menjadi pengukur segala sesuatu yang ada di jiwa manusia, seperti suka, sedih, indah, Harmonis, dan yang lainnya.

4) Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka ataupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsur dari kepribadian yang mulai riil, Bisa dilihat, dan diidentifikasi oleh orang lain.

5) Inteligensi (Intelligence Quetient-IQ)
Inteligensi merupakan tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang. Sesuatu yang termasuk dalam intelegensi merupakan IQ, memori-memori pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama menjalankan sosialisasi.

6) Bakat (Talent)
Bakat di hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang Sebab warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang, berpolitik, dan lainnya. Bakat merupakan sesuatu yang sangat Fundamental dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan yang ada di seseorang. Setiap orang mempunyai bakat yang berbeda-beda, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama.


c. Fase Ketiga

di proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terakhir yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. di fase ketiga terjadi perkembangan yang relatif tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak. Setelah kepribadian terbentuk dengan cara permanen, maka dapatdiklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian normatif, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.

1) Kepribadian Normatif (Normative Man)
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, di mana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi di masa sebelumnya. Seseorang mempunyai kepribadian normatif apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan Bisa menampung banyak aspirasi dari orang lain.

2) Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan orang lain. Situasi ini sering terjadi di anak tunggal, anak yang sejak kecil mendapat dukungan dan perlindungan yang lebih dari lingkungan orang-orang di sekitarnya, serta anak yang sejak kecil memimpin kelompoknya.

3) Kepribadian Perbatasan (Marginal Man)
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya sangat sering mendapatkan perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan mempunyai kepribadian perbatasan apabila orang ini mempunyai dualisme budaya, misalnya Sebab proses perkawinan atau Sebab situasi tertentu hingga mereka wajib mengabdi di dua struktur budaya masyarakat yang berbeda.

0 Komentar TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Yang Wajib Kita Baca

Post a Comment

Back To Top