Monday, November 27, 2017

BENTUK KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL Yang wajib Kita Tau


Ada banyak informasi yang Bisa kita pelajari sebelum membahas mengenai BENTUK KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL ini, ternyata kita butuh mempelajari sesuatu Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita butuh kemampuan banyak hal yang belum kita pahami yang sebenarnya. Misalnya, untuk Bisa di keahlian khusus yang kita harapkan, maka kita wajib mengikuti pelatihan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai BENTUK KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL, Saat ini, Bisa disimpulkan bahwa hanya dengan belajar kita Bisa mengatasi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita belajar, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum ahli di hal tertentu, supaya kita Bisa menyelesaikan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan membuat kita semakin berbobot.

BENTUK KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL




di bagian terakhir ini, kita akan membahas mengenai beberapa bentuk kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Sebenarnya di bab-bab terdahulu telah banyak disinggung mengenai hal ini bukan? Namun, tidak ada salahnya bila kita lebih memperdalam pembahasan ini dalam subpokok bahasan berikut ini. Dalam masyarakat multikultural, sangat sering dijumpai bentuk-bentuk kelompok sosial seperti suku bangsa, komunitas, bangsa, dan masyarakat. Dalam bahasan ini akan dipaparkan dengan cara singkat masing-masing bentuk kelompok sosial itu. Namun ada baiknya bila kita mengetahui terlebih dahulu pembagian kelompok sosial menurut para ahli sosiologi dan antropologi berikut ini.



1. Klasifikasi Robert Bierstedt

Di atas telah kita ketahui bersama bahwa manusia senantiasa hidup di antara orang lain atau bersama orang lain. Namun demikian, tidak semua bentuk kehidupan bersama termasuk

d. Prinsip Ultimogenitur
Prinsip ultimogenitur yaitu prinsip dalam kekerabatan yang memperhitungkan hubungan kekerabatan melalui garis keturunan laki-laki ataupun perempuan, akan tetapi hanya berlaku untuk yang termuda aja. Masyarakat yang memakai prinsip ini yaitu masyarakat Mysore di India Selatan. Menurut Koentjaraningrat, di Indonesia ada masyarakat yang memakai prinsip ini, yaitu masyarakat di Kebumen, Jawa Tengah. 

di masyarakat tersebut ada kebiasaan atau tradisi bahwa anak perempuan yang terakhir (bungsu) apabila sudah menikah, maka dia beserta suami dan anak-anaknya wajib tinggal bersama di rumah orang tuanya (prinsip uxorilokal). Dia juga akan mewarisi tanah dan rumahnya. Dengan demikian hukum adat waris seperti itu menganut prinsip matrilineal ultimogenitur. kelompok sosial. Robert Bierstedt (1948) yang dikutip oleh Kamanto Sunarto (1993) mengemukakan tiga kriteria untuk menentukan apakah kumpulan orang Bisa dikategorilan sebagai kelompok sosial atau sebaliknya tidak Bisa dikategorikan sebagai kelompok sosial. Tiga kriteria itu yaitu sebagai berikut.


a. Ada atau tidaknya organisasi.
b. Ada atau tidaknya hubungan sosial di antara mereka.
c. Ada atau tidaknya kesadaran jenis.

Tidak semua kelompok sosial memenuhi tiga syarat di atas. Berdasarkan kriteria tersebut, kelompok sosial terbagi lagi ke dalam empat jenis kelompok, yaitu asosiasi, kelompok sosial, kelompok kemasyarakatan, dan kelompok statistik.

a. Asosiasi
Kelompok yang disebut asosiasi biasanya mempunyai Anggaran dan mekanisme keanggotaan tertentu yang sudah jelas atau terorganisir, ada hubungan sosial, dan ada kesadaran jenis. Jadi, memenuhi semua kriteria di atas. Contoh kelompok sosial yang Bisa dikatakan sebagai asosiasi yaitu sekolah, OSIS, PSSI, partai politik, dan sebagainya.

b. Kelompok Sosial
Jenis kelompok sosial product ini biasanya tidak mempunyai Anggaran dan mekanisme keanggotaan dengan cara formal, akan tetapi mempunyai hubungan sosial yang relatif tetap dan mempunyai kesadaran jenis. Jadi, memenuhi dua kriteria yang disebutkan di atas. Contoh kelompok sosial ini yaitu kelompok teman bermain, kerabat, dan sebagainya.

c. Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok kemasyarakatan hanya memenuhi satu kriteria, yaitu mereka mempunyai kesadaran jenis, akan tetapi tidak terorganisir dan tidak ada hubungan sosial. Contoh kelompok kemasyarakatan yaitu kelompok berdasarkan jenis kelamin dari suatu hasil sensus penduduk perempuan. Contoh lainnya yaitu kelompok masyarakat miskin, kelompok masyarakat elite, dan sebagainya.

d. Kelompok Statistik
Kelompok statistik yaitu kelompok yang tidak memenuhi semua kriteria yang disebut di atas. Misalnya, pengelompokan penduduk menurut Biro Pusat Statistik berdasar usia, seperti 0–4 tahun, 5–9 tahun, 75 tahun ke atas, dan seterusnya.




2. Klasifikasi Emile Durkheim

Emile Durkheim tokoh sosiologi yang berasal dari Perancis sebagai peletak dasar sosiologi modern membagi kelompok sosial atas dua jenis berdasarkan ikatan sosial yang disebut dengan solidaritas sosial, yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.

a. Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanis yaitu ciri yang menandai untuk masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. di masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan Sebab di dasarnya setiap pekerjaan dilakukan dengan cara bersama-sama atau gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan di sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan solidaritas ini yaitu masyarakat pedesaan yang masih tradisional. di umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.

b. Solidaritas Organis
Solidaritas organis yaitu bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja dengan cara rinci. Dengan demikian muncul
 keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling tergantung satu sama lain dan tidak Bisa hidup dengan cara sendiri tanpa menjalankan hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian kesadaran bersama di antara mereka lemah.

Misalnya kehidupan di masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan di masyarakat kota, seperti karyawan swasta, pengusaha, buruh, guru, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling membutuhkan atau berhubungan yang didasarkan di pemenuhan kebutuhan masing-masing, bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian Bisa disamakan dengan bagian-bagian suatu organism yang merupakan suatu kesatuan yang tidak Bisa dipisahpisahkan, Sebab apabila salah satu bagian rusak maka organisme tersebut akan macet.



3. Klasifikasi Ferdinand Tonnies

Tokoh lain yang membagi jenis kelompok sosial yaitu Ferdinand Tonnies, seorang sosiolog dari Jerman. Ia membagi kelompok sosial ke dalam dua jenis kelompok, yaitu gemeinschaft dan gesellschaft.

a. Gemeinschaft (Paguyuban)
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Ikatan pernikahan dan keluarga digambarkan sebagai gemeinschaft of life. Contohnya kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya. Gemeinschaft dibagi atas tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood, gemeinschaft of place, dan gemeinschaft of mind.

1) Gemeinschaft by blood yaitu paguyuban yang mengacu di kekerabatan, atau di dasarkan di ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga.

2) Gemeinschaft of place yaitu paguyuban yang mengacu di kedekatan tempat, sehingga Bisa saling bekerja sama dan tolong-menolong. Misalnya rukun tetangga atau rukun warga.

3) Gemeinschaft of mind yaitu paguyuban yang mengacu di hubungan persahabatan Sebab persamaan minat, hobi, profesi, atau keyakinan. Misalnya kelompok agama.

b. Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft yaitu ikatan lahir yang bersifat inti untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya bersifat mekanis. Bentuk gesellschaft ini umumnya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang didasarkan di ikatan timbale balik, seperti ikatan antara pedagang dengan pembeli.



4. Klasifikasi Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris

Menurut Cooley, di dalam masyarakat terdapat kelompok primer yang ditandai dengan pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim. Ruang lingkup terpenting kelompok primer yaitu keluarga, teman bermain di anak kecil, rukun warga, atau komunitas orang dewasa. Pergaulan intim ini menghasilkan keterpaduan individu dalam satu-kesatuan yang membuat seseorang hidup dan mempunyai tujuan kelompok bersama. Farris meneruskan klasifikasi Cooley yang hanya menerangkan kelompok primer. Menurut Farris, di dalam masyarakat juga terdapat kelompok sekunder yang formal, tidak pribadi  dan berciri kelembagaan. Contohnya kelompok organisasi, seperti koperasi, partai politik, dan lain sebagainya.



5. Klasifikasi W.G. Sumner

Sumner membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu in-group dan out-group. Menurut Sumner, dalam masyarakat primitif yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang tersebar di suatu wilayah terdapat pembagian-pembagian menjadi kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). Contohnya di masyarakat Badui Dalam. Mereka yaitu kelompok dalam (in-gorup) yang mempunyai beberapa ciri khusus dan Anggaran mengikat yang hanya dimiliki kelompok tersebut.

Di antaranya, anggota kelompok tersebut dilarang keras untuk menerima teknologi dari luar, Sebab diyakini teknologi dari luar akan membuat kehidupan mereka tidak nyaman. Sedangkan masyarakat Badui Luar yang ada di luar kelompok tersebut disebut sebagai kelompok luar (out-group), Sebab mereka tergolong suku Badui yang menerima segala bentuk perubahan. Di kalangan kelompok dalam dijumpai per-sahabatan, kerja sama, keteraturan, dan kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar, maka yang terjadi yaitu rasa kebencian, permusuhan, perang, atau perampokan. Rasa kebencian ini diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain dan menimbulkan perasaan kelompok dalam (in-group feeling). Anggota kelompok dalam menganggap kelompok mereka sendiri sebagai pusat segala-galanya (ethnocentris).



6. Klasifikasi J.S. Furnival

Menurut J.S. Furnival, masyarakat majemuk atau masyarakat multikultural dilihat dari susunan dan komunitas etniknya Bisa dibedakan menjadi empat kategori, yaitu masyarakat multikultural dengan kompetisi seimbang, masyarakat, multikultural dengan mayoritas dominan, masyarakat multikultural dengan minoritas dominan, dan masyarakat multikultural dengan fragmentasi.

a. Masyarakat Multikultural dengan Kompetisi Seimbang
Masyarakat multikultural jenis ini terdiri dari sejumlah etnikyang kurang lebih mempunyai kekuatan kompetitif yang seimbang. Gabungan antara etnik-etnik tersebut sangat diharapkan untuk membentuk masyarakat yang stabil dan harmonis.

b. Masyarakat Multikultural dengan Mayoritas Dominan
Masyarakat multikultural jenis ini terdiri atas sejumlah komunitas etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang. Salah satu kelompok mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lain. Dalam kenyataannya, kelompok yang mempunyai kekuatan yang lebih besar ini akan mendominasi kompetisi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, dan kehidupan sosial, sehingga kelompok yang mempunyai kekuatan lebih kecil akan merasa didominasi dan terkucilkan.

c. Masyarakat Multikultural dengan Minoritas Dominan
Masyarakat ini merupakan kebalikan dari masyarakat multikultural dengan mayoritas dominan, di mana dalamnya terdapat sejumlah kecil dari keseluruhan atau golongan minoritas yang mampu mengendalikan kelompok mayoritas,Sebab mempunyai berbagai keunggulan kompetitif. Dengan demikian sehingga dalam kehidupan di masyarakat, kelompok minoritas mampu mendominasi kelompok mayoritas yang meskipun mempunyai jumlah besar, namun kekuatan kompetitifnya kalah bila dibandingkan dengan minoritas.

d. Masyarakat Multikultural dengan Fragmentasi
Masyarakat multikultural ini terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, akan tetapi semuanya dalam jumlah yang kecil. Dengan demikian tidak ada satu kelompok yang mempunyai posisi atau kekuatan kompetitif yang mampu mendominasi kelompok-kelompok yang lain.

Dari beberapa klasifikasi kelompok sosial menurut para ahli, kita Bisa mengelompokkan beberapa jenis kelompok sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat multikultural, yaitu suku bangsa, komunitas, bangsa, dan masyarakat.

1. Suku Bangsa (Etnis)

Suku bangsa atau etnis seperti telah disinggung di babbab sebelumnya merupakan kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang menganggap mereka berasal dari keturunan atau nenek moyang yang sama, meskipun garis keturunannya sudah tidak jelas. Kelompok ini tidak dibatasi oleh kesamaan bahasa atau adat istiadat aja, akan tetapi membutuhkan pengakuan dari anggota kelompoknya. Beberapa suku bangsa di Indonesia memungkinkan orang lain di luar sukunya menjadi anggota suku dengan upacara tertentu. Beberapa suku bangsa di Indonesia antara lain, Jawa, Minang, Sunda, Papua, Dayak, dan lain-lain.

Pemahaman mengenai etnis di Indonesia berbeda dengan pengertian etnis di tempat lain, misalnya di Bosnia, yang memakai kriteria agama untuk membedakan etnis,
sehingga terdapat etnis Islam dan etnis Kristen. Meskipun agama terkadang menjadi salah satu ciri etnis tertentu di Indonesia, namun itu bukan dasar pembagian etnis di Indonesia. Kelompok-kelompok pendatang yang sudah lama menetap dan berkembang di Indonesia umumnya me-ngembangkan kelompok tersendiri. Oleh Sebab itu tidak heran bila di Indonesia terdapat suatu perkumpulan yang disebut dengan etnis Cina, Arab, dan India.

2. Komunitas

Komunitas merupakan kelompok sosial yang terbentuk Sebab kesamaan tempat tinggal dengan batas geografis yang jelas. Atau dengan Perkataan lain komunitas yaitu sekelompok manusia, bagus besar ataupun kecil di mana anggota-anggotanya hidup bersama-sama dalam suatu kelompok bukan Sebab adanya kepentingan khusus yang hendak dicapainya, melainkan suatu tujuan inti mengenai kehidupan bersama dalam kelompok tersebut. Komunitas biasa disebut juga dengan istilah masyarakat setempat yang mempunyai perasaan kelompok. Contoh komunitas yaitu masyarakat RT, RW, desa, kelurahan, dan sebagainya.

Ada beberapa kriteria yang mendasari terbentuknya suatu komunitas, di antaranya yaitu daerah tempat tinggal (locality) dan sentimen komunitas (community sentiment).

a. Daerah Tempat Tinggal (Locality)
Di manapun suatu komunitas itu berada selalu men-duduki suatu daerah teritorial bahkan di masyarakat nomaden sekalipun, meskipun berpindah-pindah, namun selalu mempunyai daerah tempat tinggal. Kebanyakan komunitas mendapatkan ikatan solidaritas yang kuat Sebab berasal dari satu daerah, misalnya hubungan di antara orang-orang yang sama-sama berasal dari suatu daerah tertentu merasa ikatannya lebih erat daripada dengan orang-orang yang berasal dari daerah lain. Dari sebab itulah komunitas selalu dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang berasal dari daerahnya sebagai faktor yang memperkuat solidaritas.

b. Sentimen Komunitas (Community Sentiment)
Di dalam komunitas terkandung unsur-unsur kesadaran dalam mewujudkan Tutorial hidup bersama, di antaranya yaitu seperasaan, perasaan berperanan, dan saling memerlukan.

1) Seperasaan (de feeling), di mana hal ini timbul di kita apabila daerah kita atau bangsa kita dicela, dimaki, dan sebagainya.
2) Perasaan berperanan (role feeling), di mana setiap orang
 merasakan bahwa dirinya mempunyai peranan untuk bermain, dan saling mengisi di dalam peristiwa sosial.
3) Saling memerlukan, di mana komunitas digunakan sebagai satu alat untuk memenuhi kebutuhan fisik individu, misalnya makanan dan perumahan, serta melindungi diri dari kesepian dan ketakutan yang ada di individu-individu.

3. Bangsa

Bangsa merupakan kelompok masyarakat yang besar. Meskipun hubungan sosial antara mereka tidak kontinu, akan tetapi kelompok ini nyata, dan terikat oleh perasaan nasionalisme. Menurut Ernest Renan, suatu bangsa terbentuk Sebab anggota masyarakat itu mempunyai kesamaan sejarah atau nasib, dan mempunyai kesamaan tujuan atau Asa bersama. Contohnya, bangsa Indonesia, Filipina, Arab, dan sebagainya. Bangsa (nation) tidak sama persis dengan negara (state). Misalnya bangsa Arab terdiri atas beberapa negara seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Irak, Mesir, serta beberapa negara lainnya.

4. Masyarakat

Masyarakat merupakan satuan sosial yang sangat luas. Pembagian atau pembedaan masyarakat Bisa dilakukan dengan memakai berbagai kriteria, antara lain sebagai berikut.

a. Berdasarkan ciri yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan, kita mengenal masyarakat petani, masyarakat nelayan, masyarakat industri, dan sebagainya.
b. Berdasarkan di mana masyarakat bermukim, kita mengenal adanya masyarakat kota dan masyarakat desa.
c. Dari kemajuan peradaban, kita mengenal masyarakat sederhana, masyarakat transisi, dan masyarakat modern.


Dari berbagai kriteria mengenai masyarakat di atas, dapatkah Anda membagikan definisi mengenai masyarakat? Berikut ini beberapa definisi masyarakat menurut pendapat para ahli sosiologi.

a. Koentjaraningrat
Masyarakat yaitu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, bersifat Masyarakat yaitu orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

c. Mayor Polak
Masyarakat yaitu wadah segenap antarhubungan social yang terdiri dari banyak sekali kolektivitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih kecil. Semuanya itu tersusun dengan cara hierarkis atau berkeseimbangan, sejajar, setaraf, ataupun saling tembusmenembus.

d. Roucek dan Warren
Masyarakat yaitu sekelompok manusia yang mempunyai rasa dan kesadaran bersama, di mana mereka berdiam (bertempat tinggal) dalam daerah yang sama, yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat istiadat serta aktivitas yang sama pula.

Artikel Terkait

0 Komentar BENTUK KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL Yang wajib Kita Tau

Post a Comment

Back To Top