Saturday, December 9, 2017

FAKTOR PENGARUH INTEGRASI Yang wajib Kita Baca


Tidak di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai FAKTOR PENGARUH INTEGRASI ini, ternyata kita wajib belajar Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita membutuhkan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, supaya mempunyai kemampuan di keahlian tertentu yang kita inginkan, maka kita wajib mengikuti bimbingan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai FAKTOR PENGARUH INTEGRASI, Sekarang, Bisa disimpulkan bila hanya membuka pemikiran kita untuk belajar kita Bisa menanggulangi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita belajar, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum menguasai hal tertentu, supaya kita Bisa menyelesaikan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan membuat kita semakin mempunyai kemampuan.

FAKTOR PENGARUH INTEGRASI






Ada beberapa kekuatan yang relevan dan fungsional dalam integrasi sosial, yaitu homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, perpindahan fisik, serta efektivitas dan efisiensi komunikasi.

1) Dilihat dari homogenitas kelompok, semakin kecil tingkat kemajemukan suatu masyarakat, maka semakin mudah tercapai integrasi sosial.
2) Menurut besar kecilnya kelompok, semakin kecil kelompok Bisa berarti semakin kecil tingkat kemajemukannya, dan biasanya dalam kelompok kecil itu akan diwarnai hubungan-hubungan yang bersifat primer, sehingga dicapai komunikasi yang sangat efektif yang akan berpengaruh di terciptanya integrasi sosial.
3) Perpindahan fisik, bagus datang ke atau keluar dari suatu
kelompok akan memengaruhi tingkat kemajemukan
masyarakat atau kelompok.
4) Efektivitas dan efisiensi komunikasi, yaitu Pengertian bersama yang merupakan dasar terbentuknya integrasi masyarakat, di mana hanya akan Bisa tercapai apabila komunikasi dalam masyarakat itu berlangsung dengan cara efektif.

Apabila kekuatan-kekuatan yang relevan dan fungsional tersebut di atas melemah, yang terjadi merupakan disorganisasi sosial atau ketidakteraturan dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat. Apabila dibiarkan, yang terjadi setelah itu merupakan berbagai macam konflik. Apabila konflik yang terjadi tidak terkendali akan mengakibatkan gerakan sentrifugal yang mengancam integrasi. Puncak dari suatu konflik merupakan disintegrasi dalam kelompok masyarakat.

Selain dikatakan adanya faktor yang Bisa mendukung terjadinya integrasi sosial, terdapat pula hal-hal yang Bisa menghambat proses integrasi sosial. Tentu aja, bentukbentuk perilakunya bersifat negatif dan disosiatif bukan? Untuk itu mari kita simak bersama pemaparan beberapa faktor berikut ini.



1) Primordialisme

Primordialisme diartikan sebagai suatu Sudut Pandang atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula Inheren di diri individu (dibawa sejak lahir), seperti suku bangsa, ras, agama, ataupun asal usul kedaerahan, oleh seseorang dalam kelompoknya yang setelah itu meluas dan berkembang.

Dalam masyarakat primordialisme selalu ada dan terjadi, misalnya di suku bangsa, golongan agama, dan partai. Terjadinya primordialisme ini antara lain dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut.

a) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial.
b) Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan system keyakinan, misalnya nilai-nilai keagamaan, Sudut Pandang hidup, dan sebagainya.

Primordialisme yang Inheren sebagai identitas suatu golongan atau pengelompokan sosial memang merupakan faktor penting yang Bisa memperkuat ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan saat ada ancaman dari luar kelompok, akan tetapi sekaligus ia akan membangkitkan prasangka (prejudice) dan permusuhan terhadap kelompok atau golongan yang berada di luar kelompok atau golongannya. Hal ini jelas akan memperbesar jurang saling pengertian dan kerja sama antarkelompok atau antargolongan di dalam masyarakat yang lebih luas. bila keadaannya demikian, di giliran berikutnya yang terjadi merupakan terganggunya integrasi dan menguatnya potensi konflik antargolongan.

Misalnya disebagian masyarakat Amerika Serikat mempunyai Sudut Pandang miring terhadap warga kulit putih. Sudut Pandang ini diperkuat Sebab mayoritas warga Amerika Serikat berkulit putih. Efeknya aktivitas warga kulit hitam dibatasi, termasuk kesempatan untuk terjun ke bidang politik, ekonomi, dan sebagainya.



2) Etnosentrisme (Fanatisme Suku Bangsa)

Etnosentrisme merupakan suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan memakai ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Sebab yang dipakai merupakan ukuran-ukuran yang berlaku di dalam masyarakatnya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain.

Misalnya Ali sebagai orang Jawa yang selalu menganggap suku bangsanya sendiri yang paling bagus. saat ia wajib memimpin suatu organisasi yang anggotanya tidak semua orang yang berasal dari suku Jawa, Ali mulai menunjukkan sikap etnosentrismenya. Ali menunjuk semua pengurus intinya orang-orang yang berasal dari suku Jawa dan suku lain hanyalah sebagai anggota.

Etnosentrisme tidak rasional, akan tetapi emosional dan sentimental. Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan merupakan perasaan, bukan pemikiran yang jernih yang memakai akal sehat. Sebagai contohnya merupakan amukan massa suporter tim sepak bola yang kalah bertanding. Massa suporter itu tidak mau tahu apa yang menyebabkan tim yang didukungnya kalah oleh tim lawannya. Bisa jadi tim itu kalah Sebab memang kualitas permainannya di bawah tim lawan. Namun adanya fanatisme kedaerahan telah menghilangkan pertimbangan- pertimbangan rasional, sehingga yang terjadi justru tindakan-tindakan emosional yang mengarah kepada kerusuhan dan pengrusakan.

Namun demikian, etnosentrisme juga mempunyai segi-segi positif antara lain sebagai berikut.
a) Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya.
b) Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa.
c) Memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan suatu bangsa.



3) Diskriminasi

Diskriminasi merupakan pembedaan dengan cara sengaja terutama dalam lapangan politik terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan suatu golongan tertentu. Dalam diskri-minasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dengan golongan-golongan
lain. Pembedaan itu Bisa didasarkan di ras, suku bangsa, agama, serta mayoritas dan minoritas dalam masyarakat. Termasuk juga perlakuan terhadap gender (jenis kelamin), kondisi fisik (kecacatan) yang berbeda, dan tindakan yang cenderung tidak memerhatikan nilai-nilai kemanusiaan merupakan bentuk diskriminasi yang sering tidak disadari oleh masyarakat sendiri. Namun, di dasarnya hal itu juga merupakan bentuk diskriminasi. Perlakuan yang diskriminatif terhadap suatu golongan tertentu akan sangat mengganggu dan menghambat jalannya integrasi sosial.



4) Politik Aliran

Politik aliran menurut Clifford Geertz merupakan keadaan perpolitikan, di mana partai-partai politik yang ada dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa, bagus formal ataupun informal yang mengikutinya. Partai tersebut mewakili suatu ideologi yang diperjuangkan.

Dalam memperjuangkan ideologi tersebut, suatu partai politik di samping mempunyai organisasi massa yang bernaung di bawahnya, juga mempunyai surat kabar ataumajalah sebagai semacam corong perjuangannya. Sebagai contohnya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai ormas-ormas, seperti Pemuda Marhaens, GMNI, ormas petani, di samping mempunyai surat kabar yang bernama Suluh Marhaens.

Berkembangnya politik aliran dalam suatu masyarakat majemuk Bisa mengakibatkan jurang perbedaan antara kelompok-kelompok aliran yang berbeda itu. Hakikat ini menjadi potensi terjadinya konflik antara kelompokkelompok tersebut bila tidak diolah dengan bagus.

Apabila di dalam masyarakat telah timbul gejala-gejala sosial seperti di atas, maka di dalamnya tidak akan terwujud pola kehidupan yang Harmonis. Sebab pola kehidupan masyarakat yang Harmonis dalam arti terwujudnya ketertiban, keamanan, dan sebagainya, hanya Bisa dicapai apabila segenap unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat yang meskipun berbeda-beda Bisa saling menyesuaikan satu dengan yang lain sehingg  terintegrasikan dengan kukuh.

0 Komentar FAKTOR PENGARUH INTEGRASI Yang wajib Kita Baca

Post a Comment

Back To Top