Wednesday, December 6, 2017

BENTUK MOBILITAS SOSIAL Yang wajib Kita Ketahui


Ada banyak informasi yang Bisa kita pelajari sebelum membahas mengenai BENTUK MOBILITAS SOSIAL ini, ternyata kita wajib mempelajari sesuatu Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita membutuhkan banyak hal yang belum kita pahami yang sebenarnya. Misalnya, untuk mempunyai kemampuan di keahlian tertentu yang kita harapkan, maka kita wajib mengikuti training yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai BENTUK MOBILITAS SOSIAL, Saat ini, Bisa disimpulkan bahwa hanya dengan belajar kita Bisa mengatasi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita belajar, akan mengubah diri kita, dari belum mengetahui, atau belum ahli di hal tertentu, menjadi kebalikannya dan membuat kita semakin berbobot.

BENTUK MOBILITAS SOSIAL






Dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat, kita mengenal tiga bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal.



a. Mobilitas Fisik (Physical Mobility)

Mobilitas fisik memberi kemungkinan dan kesempatan kepada seseorang untuk memindahkan tempat kediaman dalam hubungannya dengan alat-alat transportasi dan lalu lintas modern. Artinya, dengan adanya alat-alat transportasi dan lalu lintas modern, akan membagikan kemudahan anggota masyarakat untuk menjalankan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain. Akibatnya, akan terjadi proses-proses asimilasi dan akulturasi yang selanjutnya akan membawa pengaruh tertentu, misalnya kita sering tidak mengenal latar belakang sosial dari seorang pendatang baru. 

Contohnya, dengan adanya alat transportasi dan lalu lintas mutakhir, seperti pesawat terbang, kereta api cepat atau yang lainnya, merangsang pemikiran seseorang untuk menjalankan perpindahan dengan cara fisik dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini terjadi Sebab adanya kemudahan untuk seseorang untuk mendapatkan fasilitas tersebut, tentunya yang Bisa dijangkau oleh kemampuan individu tersebut.



b. Mobilitas Horizontal (Horizontally Mobility)

Menurut Soerjono Soekanto, mobilitas horizontal Bisa diartikan sebagai perpindahan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya yang sederajat. Atau Bisa dikatakan pula sebagai perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga dengan cara mendatar dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas sosial horizontal ini memberi kemungkinan perubahan dalam pekerjaan dan atau kedudukan yang tidak bersifat sebagai suatu pergeseran dalam hierarki sosial. Ciri utama mobilitas sosial horizontal yaitu lapisan sosial yang ditempati tidak menjalani perubahan. Sebagai contohnya Pak Hendra, seorang pengusaha meubel (furniture) berkualitas ekspor.

Sebab telah mempunyai keuntungan yang besar dan banyaknya jaringan bisnis yang terjalin dari usahanya, kini Pak Hendra beralih usaha sebagai perancang desain Indoor untuk meubel (furniture). Dalam hal ini ia menjalankan mobilitas horizontal. Sebab dalam perpindahan usahanya tersebut,tidak terjadi perubahan status, di mana sebelumnya seorang pengusaha meubel dan setelah menjalankan perpindahan tetap menyediakan jasa yang berhubungan dengan meubel (furniture).

Dalam masyarakat, kita mengenal dua bentuk mobilitas horizontal, yaitu mobilitas horizontal intragenerasi dan mobilitas horizontal antargenerasi.

1) Mobilitas horizontal intragenerasi 

yaitu mobilitas horizontal yang terjadi dalam diri seseorang. Misalnya seorang dosen suatu perguruan tinggi swasta yang ingin memperbaiki nasibnya. Ia mencoba mengikuti serangkaian tes untuk diterima sebagai dosen di perguruan tinggi negeri. Setelah melewati beberapa tahapan tes, akhirnya ia diterima dan menjadi dosen di perguruan tinggi negeri.

2) Mobilitas horizontal antargenerasi

yaitu mobilitas horizontal yang terjadi dalam dua generasi atau lebih. Misalnya, Sukardono yaitu seorang anggota TNI dengan pangkat mayor, yang Bisa digolongkan ke dalam lapisan menengah. Sedangkan Munaf, anaknya, tidak mau mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang anggota TNI, dan lebih memilih menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri yang berada di lapisan menengah pula. Perubahan dari pekerjaan sang ayah sebagai anggota TNI dengan pangkat mayor ke anaknya sebagai seorang dosen perguruan tinggi negeri merupakan bentuk mobilitas horizontal antargenerasi yang Bisa kita temui di masyarakat.


c. Mobilitas Vertikal (Vertically Mobility)

Mobilitas vertikal yaitu suatu peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas vertikal ini memberi kemungkinan terjadinya pergeseran status, bagus ke atas ataupun ke bawah.

1) Macam-Macam Mobilitas Vertikal
Berdasarkan penjelasan tersebut, sesuai dengan arahnya kita Bisa membedakan mobilitas vertikal atas mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun.

a) Mobilitas vertikal naik (social climbing atau upward  mobility) yaitu peralihan individu atau objek-objek social menuju di tingkat yang lebih tinggi. Adapun yang
menjadi ciri-ciri mobilitas ini yaitu sebagai berikut.
(1) Masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
(2) Pembentukan kelompok baru, yang setelah itu ditempatkan di derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.

b) Mobilitas vertikal turun (social sinking atau downward mobility) yaitu peralihan individu atau objek-objek sosial menuju di tingkat yang lebih rendah. Adapun yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini yaitu sebagai berikut.
(1) Turunnya kedudukan sosial individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
(2) Turunnya derajat sekelompok individu yang Bisa berupa disintegrasi dalam kelompok sebagai suatu kesatuan.
selain itu, kita juga Bisa membedakan mobilitas vertikal ini atas mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal antargenerasi.

a) Mobilitas vertikal intragenerasi yaitu mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang atau mobilitas yang dialami oleh orang itu sendiri. Misalnya bekerja di perusahaan itu Resita yaitu seseorang yang bekerja di suatu perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik. di awalnya, ia melamar dan diterima sebagai reporter atau wartawan. Sebab prestasinya, dua tahun setelah itu ia dinaikkan kedudukannya sebagai redaktur. Setelah dua tahun menjadi redaktur, dirinya dinilai pantas untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan redaksi, dikarenakan dedikasinya kepada perusahaan sangat bagus. Dalam hal ini, Resita menjalani mobilitas vertikal
intragenerasi naik. Selain itu juga ada mobilitas vertikal intragenerasi turun. Contohnya yaitu yang diturunkan pangkatnya atau bahkan dikeluarkan (desersi)dari kesatuan Sebab menyalahgunakan kekuasaan seorang anggota militer.

b) Mobilitas vertikal antargenerasi yaitu mobilitas vertikal yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya generasi ayah–ibu, generasi anak, generasi cucu dan seterusnya, atau generasi sekarang dengan generasi terdahulu. Contohnya, zaman dulu ayahnya yaitu seorang buruh tani yang tidak berpendidikan dan miskin, akan tetapi ia sukses mendidik dan menyekolahkan anaknya, sehingga anaknya menjadi seorang sarjana dan setelah itu menjadi seorang pengusaha sukses yang kaya.

2) Prinsip Umum Mobilitas Vertikal
Berdasarkan penjelasan mengenai mobilitas vertikal di atas, wajib Anda ketahui bahwa Pitirim A. Sorokin mengemukakan adanya beberapa prinsip umum yang sangat penting untuk mobilitas vertikal, antara lain sebagai berikut.

a) Hampir tidak ada masyarakat yang sifat system pelapisannya dengan cara mutlak tertutup, sekalipun itu di masyarakat yang memakai tipe kasta seperti di India, walaupun mobilitas sosialnya hampir tidak tampak, namun diyakini proses mobilitas social vertikal ini pasti ada.
b) Betapapun terbukanya sistem pelapisan sosial dalam suatu masyarakat, tidak mungkin mobilitas social vertikal Bisa dilakukan sebebas-bebasnya, atau dengan Perkataan lain sedikit banyak pasti ada hambatannya.
c) Tidak ada mobilitas sosial vertikal yang umum yang berlaku untuk semua masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri khas dalam mobilitas sosial vertikal.
d) Laju mobilitas sosial vertikal yang dikarenakan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan yaitu berbeda-beda.

3) Proses-Proses dalam Mobilitas Vertikal
Dalam mobilitas vertikal yang memberi kemungkinan terjadinya perpindahan kedudukan yang tidak sederajat ini di dalamnya terjadi proses-proses seperti penerimaan, kenaikan pangkat, degradasi, dan Divestasi.

a) Penerimaan
Dalam masyarakat modern, untuk memperoleh nilai tambah dibutuhkan syarat-syarat pendidikan, bagus itu melalui sekolah dan perguruan tinggi umum, ataupun melalui latihan dinas intern dalam jawatan, kantor, ataupun perusahaan. Kualitas seseorang menjadi syarat yang dipentingkan dalam masyarakat modern untuk Bisa menduduki suatu jabatan tertentu di suatu instansi atau perusahaan.

b) Kenaikan Pangkat
Dalam hal, ini kenaikan pangkat atau kedudukan terutama di bidang pekerjaan dititikberatkan di kualitas dan kemampuan seseorang. Termasuk prestasi dan dedikasinya terhadap pekerjaan sangat diperhitungkan sebagai bahan pertimbangan kenaikan pangkat atau kedudukan.

c) Degradasi
Degradasi atau menurunkan kedudukan merupakan suatu tindakan untuk mengganti seseorang yang kurang cakap dengan seseorang yang lebih cakap, akan tetapi Bisa pula merupakan suatu hukuman Sebab pelanggaran terhadap Anggaran-Anggaran yang telah disepakati.

d) Divestasi
Divestasi biasanya terjadi Sebab suatu kesalahan atau kecakapan yang kurang, mengingat usia yang sudah cukup tua dan pantas untuk dipensiun. Di dalam suatu lingkungan kerja, selain usia yang sudah tidak produktif, tingkat pelanggaran juga diperhitungkan untuk melepas seseorang dari kelompok tersebut. Hal ini terutama terjadi di dalam suatu perusahaan swasta, Sebab Bisa menghambat kinerja perusahaan itu sendiri.

4) Saluran-Saluran Mobilitas Vertikal
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertical mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat, yang berarti melalui saluran-saluran itu mobilitas sosial vertical Bisa terjadi. Proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tersebut menurut Pitirim A. Sorokin disebut sebagai social circulation (sirkulasi sosial). Adapun saluran-saluran tersebut di antaranya yaitu angkatan bersenjata, Forum keagamaan, Forum pendidikan, organisasi politik, organisasi ekonomi, organisasi keahlian, dan perkawinan.

a) Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata atau dalam hal ini ketentaraan merupakan saluran mobilitas sosial yang ada dalam masyarakat. Dalam struktur militer, terdapat unsure yang memungkinkan untuk terjadinya mobilitas sosial. Di dalamnya terdapat jenjang kepangkatan,jenjang karier, dan juga kemungkinan untuk menduduki jabatan penting di struktur pemerintahan. Sebagai anggota  militer, individu yang mempunyai kemampuan dan prestasi yang bagus akan Bisa merubah stratanya menjadi lebih tinggi, tentu aja dipertimbangkan pula jasa-jasanya terhadap  negara.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya penurunan pangkat atau bahkan pemecatan dengan cara tidak hormat kepada individu-individu yang sengaja atau tidak telah menyalahgunakan kedudukannya sebagai anggota sistem ini. Misalnya terlibat dalam pembunuhan, pemakaian narkoba, atau terlibat dalam penyelundupan barang-barang yang akhirnya merugikan institusi, dan lain sebagainya.

b) Forum Keagamaan
Agama apapun mengajarkan bahwa manusia dalam keadaan sederajat. Atas dasar itu, para tokoh agama berjuang keras melonjakkan ketakwaan umatnya untuk menaikkan kedudukan orang-orang yang merasa dari lapisan atau status rendah, mengingat dalam agama yang membedakan kedudukan seseorang yaitu kadar ketakwaannya terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian mereka akan Bisa menyadari kedudukannya masingmasing. Mereka yang dengan cara ekonomi mempunyai status sosial rendah berani bergaul dengan orangorang yang berstatus sosial lebih tinggi. Hal ini Sebab dalam Forum keagamaan mobilitas dilihat dari sisi keimanannya terhadap agama yang dipeluknya, bukan strata dalam agama. bila seseorang mempunyai kadar keimanan yang tinggi, maka dengan cara otomatis ia akan dihormati, disegani, dan dihargai Sebab penguasaannya terhadap ilmu agama lebih tinggi dari umat yang lain. Sebenarnya dalam agama tidak dikenal strata, namun strata yang dimaksud yaitu strata keimanan kepada agama dan tentunya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c) Forum Pendidikan
Forum pendidikan formal seperti sekolah ataupun Forum pendidikan luar sekolah di umumnya merupakan saluran yang nyata dari mobilitas social vertikal. Bahkan sekolah dianggap sebagai social elevator (pengangkat kedudukan sosial), di mana seseorang yang berasal dari kedudukan yang paling rendah dalam masyarakat Bisa bergerak ke kedudukan sosial yang paling tinggi hanya Sebab berpendidikan.

Sekolah di umumnya menjadi saluran konkret dari mobilitas sosial vertikal. Hal ini dikarenakan individu-individu yang hidup dalam masyarakat menjalani pendidikan yang berjenjang mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga puncaknya yaitu pendidikan tinggi.

Tamatan pendidikan tinggi seperti perguruan tinggi, biasanya diakui mempunyai strata yang tinggi dalam masyarakat, Sebab Dominasi ilmu yang dimiliki sesuai dengan bidangnya. Namun demikian, tidak menutup peluang untuk individu lainnya yang akan menjalankan mobilitas vertikal dalam pendidikan ini, untuk terus meniti strata yang ada dalam masyarakat. Tentunya untuk perbaikan status dan kesejahteraan hidup.

d) Organisasi Politik
Organisasi politik atau partai politik Bisa member peluang untuk anggota-anggotanya untuk naik dalam lapisan sosial yang lebih tinggi. Seorang anggota partai yang pandai beragitasi, berorganisasi, mempunyai kepribadian yang bagus, dan mempunyai aspirasi yang bagus Bisa meraih kedudukan yang terpandang dalam masyarakat.

e) Organisasi Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu unsur di mana stratifikasi sosial itu Bisa terjadi. Dalam masyarakat, seseorang yang kaya akan menempati strata yang tinggi dalam sistem stratifikasi sosial. Lebih-lebih bila orang-orang kaya itu menjabat kepengurusan dalam organisasi ekonomi, seperti perusahaan ekspor impor, biro perjalanan, yang mendorong lahirnya mobilitas vertikal naik. Namun sebaliknya, bila organisasi ekonomi itu bangkrut, maka orang di dalamnya akan menjalani mobilitas vertikal turun.

f) Organisasi Keahlian
Organisasi keahlian seperti Persatuan Artis, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia dan lain sebagainya Bisa menjadi saluran untuk terjadinya mobilitas sosial. Hal ini dikarenakan di dalam organisasi ini terdapat struktur yang memungkinkan untuk terjadinya mobilitas sosial, bagus horizontal ataupun vertikal.

g) Perkawinan
Melalui perkawinan akan terjadi mobilitas social vertikal, Bisa naik ataupun turun. Misalnya seorang pemuda yang berasal dari kelas atas yang menikah dengan seorang pemudi dari kelas bawah. Dengan pernikahan itu, maka pemudi tersebut telah menjalankan mobilitas sosial naik.

0 Komentar BENTUK MOBILITAS SOSIAL Yang wajib Kita Ketahui

Post a Comment

Back To Top