Tuesday, December 5, 2017

KONSEKUENSI POSITIF DAN NEGATIF MOBILITAS SOSIAL Yang Wajib Kita Ketahui


Ternyata ilmu itu luas sebelum membahas mengenai KONSEKUENSI POSITIF DAN NEGATIF MOBILITAS SOSIAL ini, ternyata kita wajib membaca Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita butuh kemampuan banyak hal yang belum kita pahami yang sebenarnya. Misalnya, supaya mempunyai kemampuan di keahlian khusus yang kita harapkan, maka kita wajib mengikuti training yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai KONSEKUENSI POSITIF DAN NEGATIF MOBILITAS SOSIAL, Saat ini, Bisa disimpulkan bila hanya dengan belajar kita Bisa mengatasi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita mendapatkan ilmu, akan mengubah diri kita, dari belum mengetahui, atau belum menguasai hal tertentu, menjadi kebalikannya dan membuat kita semakin berisi.

KONSEKUENSI POSITIF DAN NEGATIF MOBILITAS SOSIAL







Mobilitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat, bagus vertikal ataupun horizontal Bisa membagikan konsekuensikonsekuensi, bagus positif ataupun negatif terhadap kehidupan sosial. selain itu juga membagikan konsekuensi, bagus untuk orang yang menemui mobilitas itu sendiri ataupun untuk seluruh anggota masyarakat.


a. Konsekuensi Positif Mobilitas Sosial

Ada beberapa konsekuensi positif yang muncul sebagai karena adanya mobilitas sosial dalam masyarakat, di antaranya yaitu sebagai berikut.

1) Individu atau kelompok akan berusaha untuk mewujudkan Asa atau cita-citanya. Hal ini Sebab adanya kesempatan terbuka untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas.

2) Tidak tertutup kemungkinan untuk warga kelas sosial tertentu akan lebih maju daripada warga kelas sosial di atasnya.

3) Individu atau kelompok Bisa merasakan kepuasan apabila Bisa mencapai kedudukan yang diinginkannya atau Bisa melonjakkan kedudukan sosialnya dalam masyarakat.

4) membagikan dorongan atau rangsangan kepada warga masyarakat, individu, ataupun kelompok untuk bekerja perubahan sosial akan lambat terjadi.

5) Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih bagus. Mobilitas social mendorong masyarakat untuk menemui perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Sebaliknya, bila masyarakat statis dan tidak banyak bergerak, maka perubahan sosial akan lambat terjadi.


b. Konsekuensi Negatif Mobilitas Sosial

Sementara itu, beberapa konsekuensi negatif yang sangat sering muncul mengiringi mobilitas sosial, di antaranya yaitu urbanisasi, munculnya kawasan kumuh, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan konflik.

1) Urbanisasi
Anda tentu tidak asing lagi mendengar istilah urbanisasi. Apakah urbanisasi itu? Mengapa terjadi urbanisasi? Terjadinya urbanisasi Bisa dikarenakan oleh faktor-faktor yang berasal dari pedesaan atau daerah asal ataupun dari kota atau daerah tujuan. Faktor dari pedesaan disebut
faktor pendorong, sedangkan faktor dari perkotaan disebut dengan faktor penarik.

dengan cara umum, kita tahu bahwa yang dimaksud dengan urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Namun demikian, sebenarnya pengertian urbanisasi itu mengandung arti bermacam-macam, antara lain seperti dikemukakan Schoor berikut ini.
a) Arus pindah ke kota.
b) Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja nonagraris di sektor industri dan sektor tekstil.
c) Tumbuhnya pemukiman menjadi kota.
d) Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan yang memengaruhi segi ekonomi, sosial budaya, dan psikologi.

Dari pengertian tersebut, kita Bisa menyimpulkan bahwa hal yang penting dari urbanisasi yaitu sebagai berikut.


a) Urbanisasi merupakan proses perkotaan dalam bentuk fisik dan nonfisik.
(1) Nonfisik, yaitu perubahan gaya hidup dan perilaku yang berciri ketaatan.
(2) Fisik, yaitu perkembangan wilayah atau fisik kota, di mana banyak didirikan bangunan atau gedung-gedung bertingkat.

b) Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan.
Urbanisasi atau mengalirnya penduduk dari daerah
 pedesaan ke perkotaan dikarenakan adanya perbedaan tingkat kehidupan antara kedua daerah tersebut, di mana terjadi perbedaan dalam tingkat sosial, ekonomi, dan politik.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anggota masyarakat menjalankan urbanisasi. Faktor-faktor tersebut digolongkan sebagai faktor pendorong dan faktor penarik
urbanisasi.

a) Faktor Pendorong (Push Factor) Urbanisasi
Kondisi pedesaan yang mendorong anggota masyarakatnya menjalankan urbanisasi antara lain sebagai berikut.

(1) Lapangan pekerjaan di desa umumnya kurang atau terbatas. Hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia dan daya dukung desa tersebut.

(2) Penduduk desa, terutama kaum muda merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang mengakibatkan Tutorial hidup yang statis dan monoton. Sudut Pandang ini berbeda dengan kaum tua, yang mempunyai keyakinan bahwa melaksanakan adat yang menjadi warisan leluhur merupakan kepuasan, kewajiban, dan kebutuhan.

(3) Kesempatan untuk menambah pengetahuan di desa tidak banyak, sehingga mereka yang mempunyai keinginan kuat untuk menimba ilmu pengetahuan terpaksa meninggalkan desanya menuju ke kota.

(4) Di desa, sarana rekreasi sangat kurang.
(5) Penduduk desa yang mempunyai keahlian selain bertani sangat sulit mengembangkan potensinya.

b) Faktor Penarik (Pull Factor) Urbanisasi
Kondisi atau keadaan perkotaan yang menarik masyarakat desa menjalankan urbanisasi antara lain sebagai berikut.

(1) Penduduk desa umumnya beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan, sehingga mereka
Bisa menambah penghasilan atau dengan Perkataan lain di kota mereka akan Bisa melonjakkan taraf hidupnya.

(2) Kota lebih banyak membagikan kesempatan yang memungkinkan mereka mendirikan perusahaan, industri, atau usaha-usaha lainnya.

(3) Berbagai kursus atau pendidikan banyak terdapat di kota.
(4) Kota dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mengembangkan diri, sehingga bidang usaha yang dijalankan Bisa berkembang dengan cepat.

(5) Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa.

2) Munculnya Kawasan Kumuh (Slum Area)
Sebagai karena dari urbanisasi, penduduk desa yang berstatus sebagai urban atau pendatang, tidak sedikit yang mendirikan pemukiman kumuh sebagai rumah mereka di tempat-tempat yang tidak layak huni, seperti di pinggir rel kereta api, bantaran sungai, di sekitar tempat pembuangan sampah akhir, atau di kolong-kolong jembatan. Hal ini menjadi beban kota yang cukup pelik, Sebab biasanya orang-orang yang tinggal di wilayah ini menganggap bahwa pemukiman mereka ini permanen dan milik mereka, padahal mereka dianggap sebagai penduduk yang ilegal, bagus itu dengan cara administrative ataupun dengan cara kepemilikan tanah.

3) Banyaknya Pengangguran
Pengangguran muncul sebagai karena tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sangat sedikit, sedangkan orang yang membutuhkan kerja cukup banyak. Meskipun telah terjadi mobilitas social yang bersifat vertikal, tidak akan menjamin seorang sarjana Bisa langsung bekerja sesuai dengan kualifikasi ijazah yang dimilikinya. Di masyarakat, kita mengenal dua bentuk pengangguran, yaitu pengangguran tersamar dan pengangguran sesungguhnya.

a) Pengangguran tersamar (disguissed unemployment)
yaitu pekerja yang tidak bekerja sepenuhnya, sehingga menghasilkan produktivitas rendah. Orang yang ada dalam golongan ini sebenarnya mempunyai pekerjaan umum, namun dengan pekerjaan yang ia miliki tersebut tidak dijalankan dengan efektif sehingga produktivitasnya menjadi rendah.

b) Pengangguran yang sesungguhnya
yaitu pengangguran yang terjadi Sebab usia lanjut atau tidak mampu lagi bekerja, tidak mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya, atau tidak bekerja sama sekali Sebab pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya, dan sebagainya.

Orang yang ada dalam golongan ini benar-benar tidak mempunyai pekerjaan atau sudah tidak mampu lagi bekerja Sebab usia atau kondisi kesehatan. Contohnya pensiunan pegawai, orang yang mempunyai penyakit menahun, dan tidak adanya peluang kerja yang mampu menampung angkatan kerja.

Di Indonesia, pengangguran merupakan masalah nasional, yang dari tahun ke tahun jumlahnya selalu bertambah. Hal ini dikarenakan lapangan kerja yang tersedia tidak mampu menampung para pencari kerja yang jumlahnya sangat banyak. Pengangguran terbanyak terjadi di Pulau Jawa, Sebab pulau itu yang paling padat penduduknya.

4) Kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan dasar dan menjadi Fenomena pahit dalam masyarakat. Kemiskinan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan proses ekonomi dan teknologi yang sangat memengaruhi hubungan antarmanusia. untuk hampir semua manusia di dunia ini, kemiskinan merupakan keadaan yang paling buruk dan sangat ditakuti oleh semua orang. Banyak jalan yang mereka tempuh untuk keluar dari kemiskinan. Kemiskinan masih akan menjadi lebih buruk lagi apabila dipandang sebagai kumpulan dari rendahnya ekonomi dan buruknya nilai moral.

Miskin di sini dihubungkan dengan kehidupan ekonomi yaitu pendapatan perorangan atau pendapatan masyarakat dalam tingkatan rendah. Ukuran kemiskinan yang terdapat di negara berkembang yaitu taraf kehidupan yang tidak normal menurut target kesejahteraan suatu negara menurut ketentuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Adapun standar yang digunakan PBB untuk meng-klasifikasikan suatu Negara termasuk dalam negara miskin antara lain sebagai berikut.
a) Pendapatan atau penghasilan penduduk rendah.
b) Perumahan yang tidak memadai.
c) Mata pencaharian agraris dengan memakai
teknologi tradisional.
d) Kesehatan penduduk yang rendah.
e) Angka kematian yang tinggi.
f) Pendidikan yang rendah.

5) Perilaku Kriminal (Kriminalitas)
Bentuk dari kompensasi orang-orang yang telah sibuk mencari pekerjaan sedangkan lapangan kerja yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan para pencari kerja, atau Sebab dorongan ekonomi yang sangat mendesak mengakibatkan lahirnya perilaku criminal yang saat ini semakin kompleks dan dengan modus operandi yang semakin bertambah variasinya. Beberapa contoh perilaku kriminal yang ada di masyarakat yaitu pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, penodongan, perampokan, dan penganiayaan.

Kriminalitas menurut aspek sosial yaitu seseorang yang menemui kegagalan dalam menyesuaikan diri, atau berbuat menyimpang dari norma-norma yang berlaku dengan sadar, sehingga perbuatannya tidak Bisa dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Sumber kejahatan bukan hanya berasal dari dalam manusia itu sendiri, melainkan juga Sebab tekanan dari luar, serta adanya kesempatan untuk menjalankan perbuatan tersebut. Oleh Sebab itu, kita menemui kesulitan untuk menggali akar-akar yang melahirkan kejahatan tersebut.

Namun demikian, kita Bisa menduga adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kejahatan, yaitu sebagai berikut.
a) Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
b) Sifat serakah manusia untuk mempunyai barang-barang atau memenuhi kebutuhan akan benda-benda yang terkesan mewah.
c) Pengaruh dari lingkungan fisik atau sosial.
d) Keadaan yang serba kurang akan kebutuhan hidup.
e) Pengaruh dari luar individu, bagus berupa ajakan, tekanan, atau ancaman.
f) Lemahnya ikatan-ikatan moral dan keagamaan.
g) Terjadinya mobilitas sosial yang ada dalam masyarakat.
h) Pengangguran.
i) Adanya ketimpangan-ketimpangan sosial.
j) masalah psikologis dari pelaku kejahatan atau kriminal.

6) Terjadi Konflik atau Benturan antara Berbagai Nilai dan Kepentingan Tertentu
Adanya persaingan yang ketat dalam mobilitas social memungkinkan terjadinya suatu pertentangan di antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Hal itu Sebab sumber daya alam yang tersedia sangat terbatas dan tidak Bisa menampung semua sumber daya manusia yang ada, sehingga tidak jarang untuk memperebutkan satu kedudukan tertentu, orang akan memakai kekerasan untuk mendapatkannya.

0 Komentar KONSEKUENSI POSITIF DAN NEGATIF MOBILITAS SOSIAL Yang Wajib Kita Ketahui

Post a Comment

Back To Top